Intinya...
Konten tidak boleh berkejap, berkedip, atau berkelap-kelip lebih dari tiga kali per detik (tanpa pengecualian, bahkan jika sudah memenuhi ambang batas keamanan).
Apa itu WCAG 2.3.2?
Tidak boleh ada konten di halaman yang berkejap lebih dari tiga kali dalam satu detik, tanpa peduli seberapa besar atau terang kejapan itu. Kalau kejapan lebih dari tiga kali per detik, maka tidak lolos kriteria ini.
Beberapa konten web, seperti video, game, atau animasi—bisa berkejap cepat untuk menarik perhatian atau menciptakan kesan seru. Tapi jenis kejapan seperti ini bisa menyebabkan kejang atau dampak kesehatan serius bagi pengguna yang sensitif terhadap konten berkjap.
Perbandingan pedoman kejapan
WCAG 2.3.1 Tiga Kejapan atau di Bawah Ambang Batas masih mengizinkan kejapan jika memenuhi kondisi tertentu, misalnya cukup redup atau hanya menempati sebagian kecil dari layar. Sementara WCAG 2.3.2 Tiga Kejapan sama sekali tidak mengizinkan kejapan lebih dari tiga kali per detik, tak peduli sekecil atau sesamar apa pun. Bahkan satu piksel yang berkjap pun tetap dianggap gagal.
Mengapa ini penting?
Konten yang berkjap cepat bukan cuma bisa menyebabkan kejang, tapi juga bisa memicu migrain, mual, pusing, dan gejala lain yang sangat tidak nyaman.
Beberapa pengguna sangat sensitif. Bahkan elemen kecil seperti tombol yang berkjap atau satu piksel saja bisa cukup untuk menyebabkan masalah, terutama jika mereka menggunakan alat bantu seperti pembesar layar atau pengaturan kontras tinggi.
Pedoman ini bertujuan menjaga ruang digital tetap aman untuk semua orang, bukan hanya dengan mengurangi kejapan, tapi benar-benar menghilangkannya.
Siapa yang terpengaruh?
Pengguna dengan epilepsi fotosensitif atau gangguan kejang, dan pengguna yang sensitif terhadap flicker atau gerakan cepat khususnya yang memiliki migrain dan gangguan vestibular.
Pengguna dengan epilepsi fotosensitif atau gangguan kejang bisa mengalami gejala parah seperti kejang saat terpapar cahaya yang berkejap, bahkan jika hanya berasal dari bagian kecil layar.
Pengguna yang sensitif terhadap kejapan atau gerakan cepat, termasuk yang punya migrain atau gangguan vestibular, bisa merasa pusing, mual, atau bingung saat melihat visual yang berkedip atau berubah dengan cepat.
Cara menerapkan WCAG 2.3.2
Jangan ada kejapan lebih dari 3 kali per detik
Pendekatan terbaik (dan satu-satunya) di sini adalah memastikan tidak ada elemen yang berkejap lebih dari tiga kali per detik. Bahkan elemen kecil pun harus mengikuti aturan ini.
Kalau kamu punya animasi yang berkejap, perlambat kejapannya. Kalau kamu sedang mengedit video, potong atau beri efek transisi untuk bagian yang terlalu cepat. Tapi cara paling aman adalah menghindari efek kejapan sama sekali kalau bisa.
Kalau kamu ragu apakah kontenmu melanggar batas kejapan, kamu bisa menggunakan alat seperti Photosensitive Epilepsy Analysis Tool (PEAT) untuk memeriksa frekuensi dan intensitas kejapan berdasarkan kriteria risiko kejang yang telah ditetapkan.
Kejapan didefinisikan sebagai sepasang perubahan kontras secara cepat dalam kecerahan atau warna, misalnya berpindah dari terang ke gelap dan kembali lagi dalam waktu singkat. Ini diukur sebagai kejapan per detik, dan tidak boleh melebihi tiga kali.
Kejapan vs Kedipan
Kedipan (blinking) mencakup perubahan berulang yang lebih lambat dan tidak melibatkan kontras warna yang tinggi. Ini bisa mengganggu perhatian, tapi tidak selalu berbahaya. Lihat WCAG 2.2.2 Jeda, Hentikan, Sembunyikan untuk aturan tentang kedipan.
Kesimpulan
Konten yang berkejap bisa menyebabkan dampak serius, dan bukan hanya untuk orang dengan epilepsi. WCAG 2.3.2 menetapkan batas tegas: tidak boleh ada kejapan lebih dari tiga kali per detik, tanpa pengecualian.